Depokpress.com (Senin, 12/10/2015). Imbas dari perseturuan antara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dengan PSSI dan sanksi dari FIFA, dalam penyelenggaraan sepokbola di Indonesia, membuat pemain-pemain yang biasa bermain di Liga Indonesia menjadi tarkam-tarkam. Minggu, 11/10/2015 di Kampung Duren Mekar, Sawangan, diselenggarakan grand final kompetisi tahunan, antara Camplus FC (Sawangan) VS Ulumul Qur’an (Sawangan). Kompetisi yang digelar di Lapangan Pusaka, Duren Seribu itu banyak mendapat perhatian para pegiat sepabola di Wilayah Depok dan sekitarnya. Pasalnya, tim Ulumul Qur’an menurunkan satu tim full tarkam-tarkam Liga Indonesia, antara lain Hamka Hamzah, Diego Michelle, M. Roby, Ramdani Lestaluhu, Andritany Ardhiyasa, Binda Messi, Boumshong, Indra, Al-Hajji, Mamba, dan banyak lagi pemain-pemain berkebangsaan Afrika.
Pada babak pertama, kedua tim tidak dapat menyarangkan bola ke gawang masing-masing, alias kacamata O-O. Laga kompetisi nyaris ricuh itu, sebenarnya kurang begitu menarik, dikarenakan tarkam-tarkam yang biasa merumput di Liga Indonesia itu cenderung hati-hati menghadapi tarkam-tarkam klas kampung. Hal itu disadari, kemungkinan cedera sangat besar dan merugikan kepada mereka.
Camplus FC yang hanya berjumlah 9 orang dikarenakan keterlambatan pemain hingga akhirnya semua berjumlah 11 orang pada menit 32, meskipun kekurangan pemain namun tidak mudah Ulumul Qur’an dapat menaklukkan Camplus FC. Pada menit 62 Donal dapat menjebol gawang Hamka Hamzah CS dengan skor 1-0. Situasi permainan semakin panas sehingga pada menit 73 Diego Michelle mendapat buat kartu kuning karena melakukan pelanggaran. Pada akhirnya, Tim Hamka Hamzah dan kawan-kawan mendapat tendangan finalti karena Kapten Camplus FC, Raja mendapat handsball. Tendangan pinalti pun dilakukan oleh Boumshong, tapi sangat disesalkan tendangan dapat ditepis oleh penjaga gawang Ipik (Camplus FC). Hingga peluit dibunyikan, Camplus menjadi Juara I Kompetisi Tahunan di Lapangan Pusaka Tahun 2015.* (Hers).